Network marketing atau yang juga banyak disebut sebagai multilevel marketing (MLM) merupakan salah satu skema ‘bekerja dari rumah’ yang banyak disalahpahami.
Network marketing dipandang sebagai bisnis tidak penting yang sering dilakukan ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang.
Namun seperti skema bisnis lainnya, network marketing merupakan salah satu skema yang bisa Anda pertimbangkan sebagai sarana meningkatkan penghasilan.
Dan seperti bisnis lainnya, agar berhasil tetap diperlukan keuletan, kerja keras, dan jiwa wirausaha.
Hanya karena menyandang predikat sebagai ‘bisnis yang bisa dilakukan dari rumah’ bukan berarti agar sukses dalam network marketing dianggap lebih mudah dibandingkan melakukan bisnis pada umumnya.
Mitos dan Fakta Network Marketing
Berikut adalah mitos dan fakta seputar network marketing atau MLM.
> Mitos 1: Network Marketing merupakan bisnis illegal dengan skema piramida.
Fakta: Sebuah bisnis disebut memiliki skema piramida jika tidak memiliki produk atau jasa yang jelas, dan memberi komisi pada member semata berdasar pada member baru yang bisa direkrut.
Dalam bisnis network marketing yang legal, perusahaan menawarkan produk atau jasa yang memiliki manfaat kepada konsumen.
Merekrut anggota baru tetap diperbolehkan namun ditujukan untuk meningkatkan pendapatan berdasarkan volume penjualan.
> Mitos 2: Hanya member di posisi atas yang bisa menghasilkan uang.
Fakta: Sebelum menjawab mitos ini, banyangkan sebuah perusahaan yang terdiri dari pimpinan tertinggi (misal: CEO) hingga tingkatan terendah (misal: petugas kebersihan).
Perusahaan ‘normal’ seperti itu juga memiliki tingkatan pendapatan berbeda mulai dari level paling atas hingga paling bawah.
Artinya, dalam perusahaan apapun, terdapat perbedaan tingkat pendapatan yang disesuaikan dengan level atau jabatan di perusahaan terebut.
Justru hierarki tradisional seperti inilah yang bisa dipangkas saat seseorang menekuni bisnis network marketing atau MLM.
Dalam perusahaan network marketing yang baik, setiap anggota bisa menghasilkan uang terlepas posisi mereka dalam organisasi.
Jika menjalankan bisnis ini dengan baik, tidak menutup kemungkinan seorang member yang belum lama bergabung mengalahkan tingkat pendapatan member yang lebih dahulu bergabung.
Artinya, penghasilan bergantung pada usaha tiap individu, bukan pada posisinya dalam organisasi.
> Mitos 3: Network marketing mengeksploitasi orang.
Fakta: Sukses dalam network marketing diperoleh melalui kerja keras dan upaya membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Seseorang tidak bisa mendapatkan penghasilan hanya dari kemampuannya merekrut.
Setelah merekrut, pekerjaan yang tidak kalah penting adalah membantu anggota baru untuk juga bisa memperoleh penghasilan.
Harus diakui, sebagian pemasar jaringan melihat calon potensial sebagai tanda ‘dolar’, tetapi orang-orang seperti ini tidak sesukses orang-orang yang tulus dalam upaya mereka membantu rekrutan agar juga bisa berhasil.
> Mitos 4: Akhirnya MLM akan jenuh karena semua orang sudah menjadi anggota.
Fakta: Jenuh atau saturasi tidak mungkin terjadi karena jumlah orang yang ‘tidak terbatas.’
Setiap hari terdapat bayi yang lahir. Setiap hari selalu ada pula orang yang akan berusia 18 tahun sehingga menambah jaringan pemasar potensial baru.
Kondisi ini sama dengan perusahaan pembuat kulkas yang selalu memproduksi ribuan kulkas setiap harinya.
Apakah pada satu titik kulkas tidak akan laku lagi? Jawabannya TIDAK. Kulkas selalu diproduksi dan selalu bisa diserap pasar.
> Mitos 5: Network marketing tidak bisa bekerja.
Fakta: Menurut Direct Selling Association, AS, pada tahun 2013 industri penjualan langsung meraup 31,63 miliar dolar dalam penjualan ritel di Amerika Serikat.
Di seluruh dunia, jumlah penjualan nertwork marketing mencapai jumlah 100 miliar dolar.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa network marketing dapat bekerja.
Keberhasilan atau kegagalan tidak terkait dengan skema network marketing itu sendiri, melainkan ditentukan oleh usaha dan ketekunan dalam menjalankan bisnis ini.
Banyak pemilik usaha, blogger, pelaku internet marketing dan pelaku bisnis lainnya mengalami kegagalan. Namun bukan berarti bisnis tersebut tidak bekerja.
> Mitos 6: Tidak ada yang benar-benar kaya saat menjalankan network marketing.
Fakta: Benar, tidak semua orang berhasil dalam network marketing. Sama seperti tidak semua orang berhasil dalam bisnis lain.
Hanya saja, menjadi kaya tidak boleh dijadikan satu-satunya ukuran dalam network marketing.
Jika menjadi kaya adalah ukuran keberhasilan, maka mayoritas karyawan dalam pekerjaan tradisional adalah kegagalan besar.
Sebaliknya, network marketing harus diukur dengan jumlah orang yang berhasil mencapai tujuan mereka.
Banyak orang di network marketing menemukan sukses ketika mereka mendapatkan cukup uang sehingga mereka tidak perlu lagi bekerja di luar atau bisa melunasi utang-utang mereka.
> Mitos 7: Network marketing adalah kultus.
Fakta: Harus diakui, terdapat beberapa pemasar jaringan yang fanatik.
Faktanya, orang fanatik bisa ditemui dimana saja (misal: agama, organisasi, kelompok, ideologi, dll).
Untuk berhasil dalam network marketing tidak diperlukan fanatisme.
Semua yang diperlukan dalan network marketing hanya ketekunan dan pantang menyerah, resep yang juga dibutuhkan dalam lapangan hidup manapun agar bisa meraih sukses.
JAFRA, Perusahaan Network Marketing dari Amerika
Jika sedang menimbang untuk bergabung atau mendapatkan penghasilan tambahan dari perusahaan network marketing, JAFRA bisa menjadi alternatif untuk Anda.
JAFRA merupakan perusahaan kosmetik internasional yang menghadirkan produk perawatan kulit dan kosmetik berkualitas dan aman.
Industri kecantikan adalah sektor industri yang akan terus berkembang dan selalu dibutuhkan sekarang dan masa yang akan datang.
>> Informasi lebih lengkap tentang JAFRA – CEK DISINI!